Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2009

Sukses Besar vs KegagalanBesar

Sukses besar itu merupakan kumpulan dari sukses-sukses kecil dan pikiran-pikiran positif sebelumnya. Sebaliknya bencana atau kegagalan besar merupakan kumpulan dari kegagalan2, bencana2 kecil dan pikiran negatif sebelumnya yg tidak pernah diperbaiki. Berikut ilustrasi sukses besar. Juara nasional itu dicapai setelah sebelumnya meraih berbagai juara tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi dengan motivasi tinggi untuk selaku menang. Sebaliknya, kebangkrutan besar sebuah perusahaan diakibatkan oleh berbagai tingkah laku pemilik dan pengelolanya yg selalu melakukan hal-hal negatif, menipu, merekayasa data, menelantarkan karyawan, korupsi, manajemen amburadul, dan ini hasil dari pikiran2 negatif. Jadi untuk meraih sukses besar, harus dibiasakan untuk meraih sukses-sukses kecil sebelumnya. Openmindenergy JT

Demokrasi Kita Masih Menghasilkan Pemilu Irasional

Demokrasi di negera kita masih termasuk kategori irasional, indikasinya pesta demokrasi 5 tahunan masih tergolong pemilu irasional. Kebetulan saya berkesempatan berkeliling ke daerah-daerah untuk mengetahui sejauh mana rakyat di pedesaan memahami posisi rakyat dalam pemilu, dan sejauh mana rakyat mengenal caleg atau pasangan capres. Mereka ternyata hanya mengenal secuil saja melalui banner di pinggir jalan, itupun jika sempat melihatnya. Sisanya rakyat memilih karena sudah biasa, dan yang seharusnya dipilih tidak tahu dengan pasti. Al hasil sebagian besar rakyat bakalan asal pilih saja, tidak peduli partai mana dan siapa caleg yang dipilih. Pemilu irasioanal ditandai dengan masih tingginya masyarakat sebagai pemilih yang irasional. Masyarakat irasional buktinya sebagian mereka tidak faham fungsi pemilu, dan tidak tahu dengan pasti profil caleg atau calon pemimpinnya. Penyebab masih tingginya tingkat irasional masyarakat pemilih di antaranya : 1. Tingkat pendidikan penduduk Indonesia se

Masa Depan Partai Islam Dipertanyakan

Hanya 4 partai berbasiskan Islam yang lolos pada Pemilu 2009 lalu, yaitu PKS, PKB, PAN, dan PPP. Partai berbasisikan Islam lainnya tumbang. Sebaliknya, partai yg selalu berjaya adalah partai-partai yang berasaskan nasionalis dan kebangsaannya alias yang tidak menggunakan embel-embel agama. Pada Pemilu 2009 lalu hasil suara PKS, PAN, PKB, dan PPP jika digabungkan hanya 25 juta lebih atau 24,15% dari suara sah. Sedangkan partai-partai nasionalis (PD, PDIP, PG, Gerindra, Hanura) memperoleh sekitar 60 juta, atau 57% lebih. Bandingkan PKS yg sudah mengikuti pemilu 3 kali, dan Demokrat yang baru 2 kali. PKS sejak Pemilu 1999 baru mampu menghasilkan suara terbanyak pada Pemilu 2004 yaitu 8,3 juta (7,3%). Pemilu 2009 sebenarnya jumlah pemilih menurun yaitu menjadi 8 juta, walau persentasenya naik menjadi 7,8% gara-gara diberlakukan Parliement Treshold. Sementara Partai Demokrat terjadi kenaikan yang luar biasa dari 8,4 juta (7,5%) saat Pemilu 2004 menjadi 21,8% dengan jumlah suara 21, juta leb

Hipotesa: Apa Betul Presiden RI Masih Harus Berasal Dari Pulau Jawa?

Pemilu 2009 masih membuktikan, bahwa Presiden RI masih berasal dari Pulau Jawa. Dengan tidak bermaksud untuk pengkotak-kotakan, tulisan ini saya angkat lagi untuk menjadi bahan renungan bersama, bahwa ada pesan dari para sesepuh kita jangan melupakan sejarah. Kehidupan kita saat ini karena sejarah masa lalu. Tulisan berikut ini say akangkat kembali yang pernah dimuat di wikimu.com, semoga kita semakin kuat dan bersatu, serta suatu saat ditemukan pemimpn yg benar-benar kuat untuk memimpin negeri tercintan ini. --- Saya pernah menyaksikan salah satu acara dialog di TV swasta yang mengangkat masalah calon Presiden RI dari pulau Jawa atau luar Jawa. Sebagian narasumber yang mewakili partai-partai besar dan berasal atau berketurunan dari luar pulau Jawa berkeyakinan bahwa Presiden tidak mesti dari Jawa. Saya mencoba membuat sebuah hipotesa sederhana, semoga dapat sedikit memberikan pencerahan atas munculnya lagi pro kontra Presiden dari Jawa atau luar Jawa. Secara prinsip umum dan sesuai Un