Pemilu 2009 masih membuktikan, bahwa Presiden RI masih berasal dari Pulau Jawa. Dengan tidak bermaksud untuk pengkotak-kotakan, tulisan ini saya angkat lagi untuk menjadi bahan renungan bersama, bahwa ada pesan dari para sesepuh kita jangan melupakan sejarah. Kehidupan kita saat ini karena sejarah masa lalu. Tulisan berikut ini say akangkat kembali yang pernah dimuat di wikimu.com, semoga kita semakin kuat dan bersatu, serta suatu saat ditemukan pemimpn yg benar-benar kuat untuk memimpin negeri tercintan ini.
---
Saya pernah menyaksikan salah satu acara dialog di TV swasta yang mengangkat masalah calon Presiden RI dari pulau Jawa atau luar Jawa. Sebagian narasumber yang mewakili partai-partai besar dan berasal atau berketurunan dari luar pulau Jawa berkeyakinan bahwa Presiden tidak mesti dari Jawa.
Saya mencoba membuat sebuah hipotesa sederhana, semoga dapat sedikit memberikan pencerahan atas munculnya lagi pro kontra Presiden dari Jawa atau luar Jawa. Secara prinsip umum dan sesuai Undang-Undan Dasar seluruh warga negara Indonesia memiliki hak untuk menjadi calon pemimpin no 1 di Indonesia. Namun pada tataran realita dan dari catatan sejarah selalu menunjukan, bahwa Presiden RI yang terpilih sejak presiden pertama selalu berasal dari Pulau Jawa, kecuali Habibie yang naik menjadi presiden akibat mundurnya Soeharto saat itu. Sekilas, mari kita ingat-ingat sejarah panjang Nusantara.
Jika kita tilik sekitar 1000 - 2000 tahun yang lalu, cacatan sejarah menunjukan pula bahwa beberapa kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara berawal dari pulau Jawa sebut saja Airlangga yang menguasai Nusantara Timur yang berpusat di Jawa Timur, dan bagian Nusantara Barat yang berpusat di Sumatera Selatan dengan kerajaan Sriwijaya. Airlangga termasuk raja terbesar pada abad 11. Raja Panjalu atau lebih dikenal Daha dan Kediri, sebagai penerus Airlangga yang sangat terkenal dengan ramalan Nusantara masa depan adalah Jayabaya, dimana suatu saat nanti akan muncul seorang pemimpin Nusantara yang disebut Ratu Adil, walaupun hingga saat ini kedatangan Ratu Adil masih menjadi misteri, kapan dan darimana asalnya, sang Ratu tersebut yang disinyalir adalah seorang pemimpin perempuan.
Wijaya adalah raja yang tertinggal di Jawa. Namun akhirnya melalui Raja Wijaya lah kerajaan Nusantara bangkit menjadi sangat besar yaitu kerajaan Majapahit. Ada cacatan penting tentang Majapahit, bahwa Raja Wijaya adalah bukan berasal dari jalur trah kerajaan Jawa Sanjaya dan Syailendra, tetapi berasal dari jalur rakyat umumnya yaitu dari trah Ken Arok.
Majapahit pernah dipimpin oleh seorang wanita yaitu Tribuana Tunggadewi, pada masa itulah Mada diangkat sebagai Mahapatih. Singkat cerita, Majapahit menjadi kerajaan yang sangat besar yang menguasasi Nusantara, bahkan sampai ke Malaysia dibawah Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gadjah Mada.
Majapahit berkobar hingga tahun 1500 an, dan setelah itu seperti halnya kerajaan-kerajaan sebelumnya terjadi kehancuran, dan mulailah babak baru kerajaan Islam masuk mulai dari Demak, dan Cirebon, Banten, Sumedang, Pajajaran Bogor di wilayah Jawa bagian Barat. Raja-raja kecil ini tidak terlihat gejolak perebutan kekuasaan, karena adanya sembilan wali yang menjadi panutan dalam menyebarkan ajaran Islam dengan cara-cara damai.
Itulah sejarah singkat yang mendasari mengapa pengaruh Jawa masih sangat kuat untuk trah yang melahirkan calon-calon pemimpin negeri. Saya mengakui, bahwa hidup masa kini selalu tidak terlepas dari kehidupan masa lalu yaitu sejarah dan masa depan yang ditentukan oleh generasi saat ini. Oleh karena itu, menurut hipotesa saya, bahwa keberadaan sejarah adalah tetap menjadi bagian yang sangat penting dalam membangun bangsa dan negara dimasa depan, dalam hal ini keturuan dari Jawa adalah yang telah mengukir perjalanan negara kita ini dimasa lalu. Karena sejarah telah memberikan pelajaran, bagaimana Nusantara pernah berjaya, dan sejarah juga pernah mencatat berbagai kehancuran Nusantara yang berganti dari kerajaan yang satud engan yang lainnya.
Hipotesa lainnya adalah kondisi realita jumlah penduduk yang mncerminkan sekitar 60% suara pemilih seluruh Indonesia adalah berasal dari pulau Jawa. Dalam dunia politik, suara pemilih atau suara rakyat adalah di atas segala-galanya dan yang menentukan segala-galanya. Kondisi inilah yang tidak bisa kita pungkiri, bahwa realita jumlah pemilih yang akan mengantarkan calon Presiden berasal paling besar dari pulau Jawa.
Nah, bagi para tokoh yang berprestasi di luar pulau Jawa silakan cermati kondisi realita ini, bahwa walaupun hak untuk menjadi pemimpin adalah seluruh warga negara Indonesia, namun realita suara pemilih terbesar berada di pulau Jawa. Namun demikian, apa yang terjadi di Amerika yaitu seorang Obama yang berasal bukan dari penduduk asli Amerika pun, pada tahun ini telah membuktikan, dia bisa terpilih menjadi Presiden USA yang ke 44. Perubahan masyarakat yang telah mampu mengubah jalur sejarah, bahkan keluar dari sejarah yang ada. Rakyatlah yang menginginkan politiknya terjadi seperti itu.
Oleh karena itu, saya tetap menilai, bahwa calon-calon Presiden RI yang berasal dari luar pulau Jawa tetap memiliki kesempatan, namun untuk dipilih pada kurun 3 - 10 periode ke depan, mungkin terlebih dahulu harus melalui sebuah fase perubahan masyatakat seperti apa yang terjadi di Amerika.
Namun di atas hipotesa ini, saya tetap berpendapat, bahwa Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang pemberani dan memprioritaskan untuk mensejahterakan rakyat dan mampu membangun Indonesia untuk mandiri - dari daerah asal manapun. Semoga bermanfaat.
---
Saya pernah menyaksikan salah satu acara dialog di TV swasta yang mengangkat masalah calon Presiden RI dari pulau Jawa atau luar Jawa. Sebagian narasumber yang mewakili partai-partai besar dan berasal atau berketurunan dari luar pulau Jawa berkeyakinan bahwa Presiden tidak mesti dari Jawa.
Saya mencoba membuat sebuah hipotesa sederhana, semoga dapat sedikit memberikan pencerahan atas munculnya lagi pro kontra Presiden dari Jawa atau luar Jawa. Secara prinsip umum dan sesuai Undang-Undan Dasar seluruh warga negara Indonesia memiliki hak untuk menjadi calon pemimpin no 1 di Indonesia. Namun pada tataran realita dan dari catatan sejarah selalu menunjukan, bahwa Presiden RI yang terpilih sejak presiden pertama selalu berasal dari Pulau Jawa, kecuali Habibie yang naik menjadi presiden akibat mundurnya Soeharto saat itu. Sekilas, mari kita ingat-ingat sejarah panjang Nusantara.
Jika kita tilik sekitar 1000 - 2000 tahun yang lalu, cacatan sejarah menunjukan pula bahwa beberapa kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara berawal dari pulau Jawa sebut saja Airlangga yang menguasai Nusantara Timur yang berpusat di Jawa Timur, dan bagian Nusantara Barat yang berpusat di Sumatera Selatan dengan kerajaan Sriwijaya. Airlangga termasuk raja terbesar pada abad 11. Raja Panjalu atau lebih dikenal Daha dan Kediri, sebagai penerus Airlangga yang sangat terkenal dengan ramalan Nusantara masa depan adalah Jayabaya, dimana suatu saat nanti akan muncul seorang pemimpin Nusantara yang disebut Ratu Adil, walaupun hingga saat ini kedatangan Ratu Adil masih menjadi misteri, kapan dan darimana asalnya, sang Ratu tersebut yang disinyalir adalah seorang pemimpin perempuan.
Wijaya adalah raja yang tertinggal di Jawa. Namun akhirnya melalui Raja Wijaya lah kerajaan Nusantara bangkit menjadi sangat besar yaitu kerajaan Majapahit. Ada cacatan penting tentang Majapahit, bahwa Raja Wijaya adalah bukan berasal dari jalur trah kerajaan Jawa Sanjaya dan Syailendra, tetapi berasal dari jalur rakyat umumnya yaitu dari trah Ken Arok.
Majapahit pernah dipimpin oleh seorang wanita yaitu Tribuana Tunggadewi, pada masa itulah Mada diangkat sebagai Mahapatih. Singkat cerita, Majapahit menjadi kerajaan yang sangat besar yang menguasasi Nusantara, bahkan sampai ke Malaysia dibawah Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gadjah Mada.
Majapahit berkobar hingga tahun 1500 an, dan setelah itu seperti halnya kerajaan-kerajaan sebelumnya terjadi kehancuran, dan mulailah babak baru kerajaan Islam masuk mulai dari Demak, dan Cirebon, Banten, Sumedang, Pajajaran Bogor di wilayah Jawa bagian Barat. Raja-raja kecil ini tidak terlihat gejolak perebutan kekuasaan, karena adanya sembilan wali yang menjadi panutan dalam menyebarkan ajaran Islam dengan cara-cara damai.
Itulah sejarah singkat yang mendasari mengapa pengaruh Jawa masih sangat kuat untuk trah yang melahirkan calon-calon pemimpin negeri. Saya mengakui, bahwa hidup masa kini selalu tidak terlepas dari kehidupan masa lalu yaitu sejarah dan masa depan yang ditentukan oleh generasi saat ini. Oleh karena itu, menurut hipotesa saya, bahwa keberadaan sejarah adalah tetap menjadi bagian yang sangat penting dalam membangun bangsa dan negara dimasa depan, dalam hal ini keturuan dari Jawa adalah yang telah mengukir perjalanan negara kita ini dimasa lalu. Karena sejarah telah memberikan pelajaran, bagaimana Nusantara pernah berjaya, dan sejarah juga pernah mencatat berbagai kehancuran Nusantara yang berganti dari kerajaan yang satud engan yang lainnya.
Hipotesa lainnya adalah kondisi realita jumlah penduduk yang mncerminkan sekitar 60% suara pemilih seluruh Indonesia adalah berasal dari pulau Jawa. Dalam dunia politik, suara pemilih atau suara rakyat adalah di atas segala-galanya dan yang menentukan segala-galanya. Kondisi inilah yang tidak bisa kita pungkiri, bahwa realita jumlah pemilih yang akan mengantarkan calon Presiden berasal paling besar dari pulau Jawa.
Nah, bagi para tokoh yang berprestasi di luar pulau Jawa silakan cermati kondisi realita ini, bahwa walaupun hak untuk menjadi pemimpin adalah seluruh warga negara Indonesia, namun realita suara pemilih terbesar berada di pulau Jawa. Namun demikian, apa yang terjadi di Amerika yaitu seorang Obama yang berasal bukan dari penduduk asli Amerika pun, pada tahun ini telah membuktikan, dia bisa terpilih menjadi Presiden USA yang ke 44. Perubahan masyarakat yang telah mampu mengubah jalur sejarah, bahkan keluar dari sejarah yang ada. Rakyatlah yang menginginkan politiknya terjadi seperti itu.
Oleh karena itu, saya tetap menilai, bahwa calon-calon Presiden RI yang berasal dari luar pulau Jawa tetap memiliki kesempatan, namun untuk dipilih pada kurun 3 - 10 periode ke depan, mungkin terlebih dahulu harus melalui sebuah fase perubahan masyatakat seperti apa yang terjadi di Amerika.
Namun di atas hipotesa ini, saya tetap berpendapat, bahwa Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang pemberani dan memprioritaskan untuk mensejahterakan rakyat dan mampu membangun Indonesia untuk mandiri - dari daerah asal manapun. Semoga bermanfaat.
Comments