”Mengapa orang-orang pada bikin partai politik terus ya”, pertanyaan itu muncul disela-sela kami akan pulang dari kantor Jakarta dari sekitar Salemba. Saya lupa hari itu adalah hari Jum’at, pulang arah ke Bogor diatas jam 5 sore dapat dipastikan macet berat. Aha, pertanyaan itu sesuai dengan yang saya fikirkan juga beberapa hari ini. Akhirnya, seperti biasa kami sepakat sembari menunggu jalanan tidak terlalu macet, kami membahas masalah partai tersebut. Namun kali ini, si Bos untungnya sedang ada tugas ke luar kota, sehingga kami hanya bertiga, plus ditemani teman kami yang suka bantu-bantu membersihkan ruang kerja.
Setelah pesan kopi susu panas, kami memulai obrolan ringan tersebut. Saya mengemukakan, bahwa sebelumnya memimpikan partai akan berkurang dari 24 partai Pemilu 2004 akan menjadi 3 atau 5 partai saja. Eeehhh alih-alih berkurang, malah bertambah banyak. Harapan saya , partai-partai kecil yang visi nya hampir sama atau warnanya hampir sama bisa bergabung. Contoh, partai yang bernuansa agama Islam bergabung menjadi satu, partai yang nasionalis menjadi satu, partai yang plural dan sejensinya menjadi satu. Saya bermimpi partai hanya ada tiga, seperti zaman Orba, tetapi berfungsi sebagai partai beneran seperti di Amerika, bukan partai boneka buatan partai berkuasa.
Teman saya bahkan menambahkan, jangankan partai-partai yang ada bisa bergabung atau bersatu , tetapi sebaliknya partai yang ada pada pecah, ditambah lagi partai-partai yangbaru berdiri. Sehingga partai peserta Pemilu 2009 dipastikan akan lebih banyak daripada peserta partai Pemilu 2004 lalu.
Bahkan , teman satu lagi mencurigai adanya sekenario pecah belah di negeri kita ini. Memang tidak pernah diketahui aktor dibelakang layarnya, tetapi dari indikasinya sangat jelas, bahwa rakyat Indonesia sejak masa reformasi suaranya dipecah-pecah. Coba saja fikirkan, partai peserta pemilu 2004 yang hanya memiliki 1 atau 5 suara kontribusinya untuk negara yang luas ini seperti apa. Wong, partai-partai dengan suara lebih besar saja kinerjanya di dewan perwakilan rakyat lebih banyak dibicarakan hal-hal negatifnya ketimbang positifnya.
Memang semua pernyataan dan uangkapan kami semua menunjukan keheranan yang tidak ada jawabannya. Kenyataannya adalah partai-partai lama berpecah belah, partai baru bermunculan, otomatis jumlah partai peserta Pemilu 2009 diperkirakan akan sekitar 40 an partai. Kerja KPU menjadi lebih berat dan banyak, karena harus melakukan verivikasi dokumen dan faktual dilapangan memeriksa seluruh partai yang sudah mendaftarkan diri.
Saya mencoba memberikan hipotesa, bahwa kondisi ini menunjukan bahwa demokrasi dan perpolitikan di Indonesia belum menunjukan kemajuan, namun sebaliknya bahkan mengalami kemunduran. Kemajuan politik biasanya ditunjukkan dengan semakin serius dan kokohnya partai-partai yang tidak berada dalam pemerintahan untuk bersatu, bahkan membetuk oposisi. Dengan terbentuknya partai oposisi yang besar akan menjadikan partai berkuasa meningkatkan kinerjanya dalam upaya mensejahterakan dan memajukan rakyat. Oleh karena itu, saya mengusulkan membentuk kabinet bayangan seperti di UK dengan menghimpun dukungan dari partai-partai kecil dan masyarakat yang golput. Menjadi oposisi sekaligus membentuk shadow cabinet akan lebih bermanfaat, ketimbang berlomba-lomba mendirikan partai baru.
Akhirnya kami bertiga sepakat untuk membentuk kabinetbayangan. Tapi bagaimana caranya... ya. Saya yang bergerak dalam bitang ICT, langsung saja loncat ke meja komputer, seraya mencari tahu dengan whois domain kabinetbayangan.com. Waduh, syukurlah masih belum ada yang beli. Namun, entah bagaimana Kabinetbayangan ini akan digunakan kemudian... ya lihat saja perkembangan perpolitikan di negeri kita ini. Yang pasti, jika domain ini digunakan adalah untuk mewadahi partai-partai yang tidak masuk ke pemerintahan alias dapat menjadi oposisi, juga untuk mewadahi para calon presiden dan menteri masa depan. Melalui kabinetbayangan dapat berlatih sejak dini untuk menjadi presiden dan kabinetnya. Pemikiran solusi untuk negeri dapat dilontarkan, bahkan dapat memberikan masukan dan koreksi atas kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa. Al hasil, kabinet bayangan, adalah kabinet yang dibentuk oleh non pro pemerintah, biasanya dibentuk oleh partai oposisi atau komunitas yang bergabung di dalamnya. Saking asiknya, ngobrol tentang partai yang dilanjutkan dengan mencari inspirasi di internet, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan kamipun siap-siap untuk keluar kantor, setelah menghabiskan kopi susu masing-masing. Semoga bermanfaat.
Comments