Skip to main content

Posts

KAPAN INDONESIA BISA MANDIRI?

Tulisan ini pernah saya tulis dan disebarkan di beberapa media online pada tahun 2008 pada bulan Desember . Waktu itu ditulis menjelang PEMILU 2009. Setalah 5 tahun, tulisan ini masih relevan saya angkat kembali menjelang PEMILU 2014, karena hingga saat ini saya belum melihat secara signifikan ada sektor yang mandiri terutama pangan, energi, dan kebutuhan pokok lainnya. Akhirnya saya sebagai rakyat berhak menanyakan bahkan menuntut, Apa sebenarnya yang telah dikerjakan para pemimpin saat ini untuk mensejahterakan rakyat, dan memajukan bangsa dan negara ini? Apakah negara kita sudah swasembada pangan? Apakah kita sudah tidak meng-import beras? Aapakah kita sudah swasembada daging sapi? Kedelai? Apakah para petani sudah sejahtera sebagai hasil dari kerjanya? Apakah negara kita sudah memanfaatkan sumber daya kelautan, mengolah ikan yang berlimpah? Bagaimana mutiara, dan sumber daya lainnya? Apakah negara kita telah meng ekspor ikan olahan? Apakah para nelayan telah sejahtera? Bag

Solusi Kemacetan Jakarta Yang Paling MURAH dan TERPADU

Tulisan ini saya ambil dari proposal sederhana yang saya buat sendiri pada tahun 2006. Gagasan sederhana ini pernah dikirimkan kepada Menhub entah tahun berapa, via seorang teman. Tapi entahlah, sapai atau tidaknya. Juga jika sampaipun entah dibaca atau tidak. Gagasan ini ketika dibaca-baca lagi ternyata masih relevan untuk disajikan ke publik dan ke pihak terkait, karena hingga saat ini Jakarta ternyata masih macet, bahkan terasa semakin parah. Gagasan itu saya tulis ketika Gubernur DKI masih Bpk. Sutiyoso (Bang Yos), lalu digantikan Bpk. Fauzi Bowo (Bang Foke), dan saat ini Pak. Joko Widodo (Jokowi). Berikut Solusi Kemacetan yang paling MURAH DAN TERPADU, setidaknya menutur penulis. Latar belakang permasalahan dari penulisan gagasan ini adalah : Fakta menunjukkan kemacetan semakin parah di jalan-jalan dalam kota Jakarta dan jalan tol yang menuju dan keluar Jakarta. Saya sering mengalami di pagi hari, jika berangkat dari Bogor melalui Tol Jagorawi kemacetan mulai terjadi sebelum C

Apa itu Big Data?

Big Data, atau diterjemahkan data besar adalah istilah populer saat ini di era informasi yang menggambarkan pertumbuhan eksponensial atas ketersedian, penyebaran, dan penggunaan informasi baik yg terstruktur atau tidak terstruktur. Pertumbuhan big data di Indonesia setidaknya dirasakan dalam 10 tahun terakhir, dimana sejak internet masuk ke Indonesia pada tahun 90 an, telah banyak organisasi baik bisnis, non bisnis dan pemerintahan memanfaatkan internet dan intranet untuk penyebaran dan penggunaan data dan informasi. Meskipun data Big tidak mengacu pada jumlah tertentu, istilah ini sering digunakan ketika berbicara tentang ukuran data dalam petabyte dan exabyte. Big data secara umum dapat dilihat dari ketiga ukuran sbb : Volume , Banyak faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan volume data yang - data berbasis transaksi disimpan selama bertahun-tahun, data teks terus mengalir dari media sosial, peningkatan jumlah data sensor yang dikumpulkan, dll. Di masa lalu, volume data yang

MENEMPATKAN GURU PADA POSISI YANG PALING TERHORMAT, Antara UN dan Kualitas Pendidikan

Ingat sebuah ungkapan umum, bahwa masa depan suatu bangsa dan negara tergantung pada kualitas generasi mudanya. Generasi muda adalah generasi di usia pendidikan baik di tingkat dasar, memengah, dan tinggi. Pertanyaannya adalah, Indonesia setelah merdeka hampir 65 tahun, apakah sudah mempersiapkan generasi muda yang berkualitas? Secara umum kualitas pendidikan di negara kita masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia. Jika bangsa dan negara kita ingin berubah dan siap bersaing di tingkat internasional dengan kualitas SDM yang tinggi, maka pendidikan harus menjadi prioritas negara untuk dibenahi. Penulis mengajukan hipotesa, bahwa faktor utama yang mampu meningkatkan kualitas anak didik adalah guru. Banyak permasalahan pendidikan di Indonesia yang sejak dulu hingga kini belum teratasi. Hal itu berdampak buruk pada kualitas pendidikan negeri ini. Mari kita lihat hasil survei dari salah satu lembaga dunia yang melakukan penelitian rutin 3 tahunan secara komprehensif yaitu Organisatio

Kepekaan Sosial dan Karakter Seorang Pemimpin

Untuk memudahkan pembahasan tentang kepekaan sosial dan karakter ini saya akan kaitkan dengan beberapa contoh kinerja pejabat atau pemimpin di negeri ini. Siapa yang tidak kenal Jokowi panggilan akrab untuk Joko Widodo? Saya bisa jamin, sebagian besar rakyat Indonesia telah mengenal Jokowi. Beliau secara mengejutkan telah memenangkan dan menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Banyak yang bilang, pak. Jokowi pantas menang, karena sudah memiliki modal sosial yang kuat semenjak beliau menjabat Walikota Solo 2 periode, mungkin juga modal uang baik dari diri sendiri, partai, atau para pendukungnya. Namun, saya disini tidak akan mengulas kaitan Jokowi dalam hal politik, tetapi bagaimana pak. Jokowi ini memiliki karakter pemimpin yang sangat jarang di negeri ini. Beliau sering melakukan dan mengatakan hal-hal yang berbau terobosan, jauh berbeda dengan para pemimpin lainnya, dan tidak jarang melakukan hal-hal yang spektakuler. Seperti peristiwa teranyar, melakukan Pelantikan pejabat Walikota J

Kekuatan Energi Mengalir

Kita semua pasti setuju, jika ada air yang tidak mengalir atau tergenang dalam waktu yang lama, maka akan menimbulkan penhyakit. Tapi jika air tersebut selalu mengalir maka sebaliknya banyak manfaat yang akan diterima manusia. Air tersebut bisa untuk menyiram tanaman, mencuci, mandi, bahkan minum, dll. Beberapa waktu lalu saya bolak balik ke Bandung untuk urusan pemeriksaan keluarga. Bertemu dengan seorang dokter senior, lulusan dokter ahli bedah jantung dari USA, lulus tahun 1967, tahun 1967 lho. Saya saja baru berumur 1 tahun saat itu. Beliau kelahiran tahun 1936. Berarti saat ini dokter tersebut sudah berusia sekitar 75 tahun .... mungkin anda bertanya ..."Terus apa istimewanya? ". Aha ... ini dia, beliau diusia seperti itu masih energik, masih mimpin rumah sakit, masih melakukan operasi, masih keliling kota dan dunia. ... Nah, istimewanya lagi, sejak awal rumah sakit yang dia kelola sejak dahulu, walaupun statusnya swasta, adalah lebih banyak sosialnya. Tarif lebih murah,