Melihat perkembangan penyebaran yang cukup masif dan masih sulit dikontrol, akibat dari wabah/outbreak Covid-19 ini ada kemungkinan efeknya mengubah terhadap interkasi kehidupan dan pola hidup dan dalam waktu yang cukup lama ke depan. Sudah banyak juga berbagi tulisan, analisa, prediksi dari para ahli dan lembaga kompeten dunia tentang wabah dan pandemik Covid-19 ini, sehingga dapat dibuat hipotesa bahwa kejadian luar biasa ini belum tahu kapan akan berkahir termasuk kapan akan ditemukan vaksin nya masih belum jelas.
Setidaknya pola kehidupan yang sudah berubah adalah pola kerja, pola belajar, pola ibadah, cara berbelanja, cara berinteraksi dengan tetangga dan orang lain, cara mendapatkan kebutuhan dan pola muamalah lainnya.
Pola hidup bersih dan sehat menjadi kebutuhan masing-masing orang dan keluarga.
Namun disisi lain , kondisi ini memberikan kesempatan agar manusia termasuk mayoritas umat Islam di negara kita untuk bersatu dan #salingbantu dengan sesama.
Bagi orang-orang yang mampu, mengisolasi di rumah 14 hari bahkan 1 bulanpun kemungkinan tidak ada masalah dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan lainnya, bahkan mampu agar tetap hidup bersih dan sehat. Tapi bagi sebagian saudara kita yang tidak mampu, pekerja harian, pedagang harian pinggir jalan, pedagang keliling, termasuk yang mengandalkan jadi driver online tentu akan sangt terganggu dengan hampir berhentinya pergerakan manusia.
Oleh karena itu layak umat Islam yang memiliki potensi keahlian, potensi dana dan harta, potensi lainnya untuk bersama memikirkan agar kehidupan ke depan bisa lebh baik dan lebih siap dalam menghadapi kondisi keadaan outbreak seperti saat ini. Dari beberapa gagasan muncul diantaranya :
1. Bangun Lumbung Ketahanan Pangan dan Kesehatan ditiap Desa bahkan hingga Kecamatan. Modelnya warga mampu bersama bisa mengelola kolam ikan bersama, mengelola lahan kosong untuk ditanami sayuran, tanaman bumbu dapur dan tanaman obat-obatan. Juga sediakan tempat untuk menempung bantuan kebutuhan bahan pokok sehari-hari, adakan iuran bersama sama untuk sosial bisa model Tabaru. Sediakan tempat dropshif dari warga untuk warga, terutama yang memiliki ruang luas atau kosong untuk gudang penampungan.
Dari komunitas Maskur (Masjid sebagai Kampus Rakyat) menyimpulkan dari hasil survey sementara, bahwa Lumbung Ketahanan Pangan yang paling cocok adalah umbi-umbian. Memang secara cara dan masa panen umbi-umbian relatif lebih mudah dan cepat dipanen.
2. Sediakan alat transportasi untuk distribusi kebutuhan bahan pokok termasuk untuk belanja. Kendaraan bisa roda empat atau roda dua, yang dipinjamkan warga setempat. Selain untuk distribusi bantuan, dapat digunakan juga untuk mengkoordinir kebutuhan sehari-hari warga dengan cara berbelanja namun barang akan diantar atau diambil di dropshif yang telah ada.
3. Wadah sosial, DKM, Jamaah lainnya, RT/RW saling sinergi untuk mendata warga tetangga dekat yang membutuhkan bantuan. Pendataan ini diperlukan agar saat dilakukan penyaluran tidak tumpang tindih atau tidak merata. Untuk menata data ini dan pola penyaluran dapat menggunakan website seperti DKM.OR.ID.
4. Penyediaan, distribusi dan mengajak memproduksi perlengkapan kesehatan seperti masker yang dibuat sendiri, hand sanitiser, bahan-bahan antiseftik dan disinfektan lainnya.
5. dan gagasan lainnya dari kita semua silahkan dijalankan dimasing-masing lokasi wilayah.
Penjelasan pola kerja dari gagasan diatas akan dituangkan secara terpisah agar lebih detail, sehingga dapat diimplementasikan di masing-masing lokasi.
Saat ini yang sedang bergerak telah terjalin sinergi dari beberapa pihak :
1. Wadah sosial - Yayasan Pinter (Yayasan Penggiat Insan Nusantara Sejahtera), yayasan Abang (Aji Bangun Bangsa), Komunitas LeBar (Lemari Barokah), DKM.OR.ID dll.
2. DKM Masjid : DKM Masjid Al Huda Jakarta
3. DKM.OR.ID : website manajemen Masjid lengkap gratis, untuk mendata warga jamaah fakir miskin, pola penyaluran, dan info kegiatan Masjid dan pengelolaan keuangan masjid.
4. Diharapkan lebih banyak lembaga, komunitas, dan pihak-pihak yang akan saling sinergi atau bergerak dimasing-masing lokasi.
by : J.T.
Ketua Umum YaPinter
Setidaknya pola kehidupan yang sudah berubah adalah pola kerja, pola belajar, pola ibadah, cara berbelanja, cara berinteraksi dengan tetangga dan orang lain, cara mendapatkan kebutuhan dan pola muamalah lainnya.
Pola hidup bersih dan sehat menjadi kebutuhan masing-masing orang dan keluarga.
Namun disisi lain , kondisi ini memberikan kesempatan agar manusia termasuk mayoritas umat Islam di negara kita untuk bersatu dan #salingbantu dengan sesama.
Bagi orang-orang yang mampu, mengisolasi di rumah 14 hari bahkan 1 bulanpun kemungkinan tidak ada masalah dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan lainnya, bahkan mampu agar tetap hidup bersih dan sehat. Tapi bagi sebagian saudara kita yang tidak mampu, pekerja harian, pedagang harian pinggir jalan, pedagang keliling, termasuk yang mengandalkan jadi driver online tentu akan sangt terganggu dengan hampir berhentinya pergerakan manusia.
Oleh karena itu layak umat Islam yang memiliki potensi keahlian, potensi dana dan harta, potensi lainnya untuk bersama memikirkan agar kehidupan ke depan bisa lebh baik dan lebih siap dalam menghadapi kondisi keadaan outbreak seperti saat ini. Dari beberapa gagasan muncul diantaranya :
1. Bangun Lumbung Ketahanan Pangan dan Kesehatan ditiap Desa bahkan hingga Kecamatan. Modelnya warga mampu bersama bisa mengelola kolam ikan bersama, mengelola lahan kosong untuk ditanami sayuran, tanaman bumbu dapur dan tanaman obat-obatan. Juga sediakan tempat untuk menempung bantuan kebutuhan bahan pokok sehari-hari, adakan iuran bersama sama untuk sosial bisa model Tabaru. Sediakan tempat dropshif dari warga untuk warga, terutama yang memiliki ruang luas atau kosong untuk gudang penampungan.
Dari komunitas Maskur (Masjid sebagai Kampus Rakyat) menyimpulkan dari hasil survey sementara, bahwa Lumbung Ketahanan Pangan yang paling cocok adalah umbi-umbian. Memang secara cara dan masa panen umbi-umbian relatif lebih mudah dan cepat dipanen.
2. Sediakan alat transportasi untuk distribusi kebutuhan bahan pokok termasuk untuk belanja. Kendaraan bisa roda empat atau roda dua, yang dipinjamkan warga setempat. Selain untuk distribusi bantuan, dapat digunakan juga untuk mengkoordinir kebutuhan sehari-hari warga dengan cara berbelanja namun barang akan diantar atau diambil di dropshif yang telah ada.
3. Wadah sosial, DKM, Jamaah lainnya, RT/RW saling sinergi untuk mendata warga tetangga dekat yang membutuhkan bantuan. Pendataan ini diperlukan agar saat dilakukan penyaluran tidak tumpang tindih atau tidak merata. Untuk menata data ini dan pola penyaluran dapat menggunakan website seperti DKM.OR.ID.
4. Penyediaan, distribusi dan mengajak memproduksi perlengkapan kesehatan seperti masker yang dibuat sendiri, hand sanitiser, bahan-bahan antiseftik dan disinfektan lainnya.
5. dan gagasan lainnya dari kita semua silahkan dijalankan dimasing-masing lokasi wilayah.
Penjelasan pola kerja dari gagasan diatas akan dituangkan secara terpisah agar lebih detail, sehingga dapat diimplementasikan di masing-masing lokasi.
Saat ini yang sedang bergerak telah terjalin sinergi dari beberapa pihak :
1. Wadah sosial - Yayasan Pinter (Yayasan Penggiat Insan Nusantara Sejahtera), yayasan Abang (Aji Bangun Bangsa), Komunitas LeBar (Lemari Barokah), DKM.OR.ID dll.
2. DKM Masjid : DKM Masjid Al Huda Jakarta
3. DKM.OR.ID : website manajemen Masjid lengkap gratis, untuk mendata warga jamaah fakir miskin, pola penyaluran, dan info kegiatan Masjid dan pengelolaan keuangan masjid.
4. Diharapkan lebih banyak lembaga, komunitas, dan pihak-pihak yang akan saling sinergi atau bergerak dimasing-masing lokasi.
by : J.T.
Ketua Umum YaPinter
Comments