Setelah Presiden Jokowi mengumumkan rencana menghadapi wabah virus corona tidak memilih karantina wilayah ( lockdown) , namun memilih Pembatasan Sosial Skala Besar dan mengarah ke darurat sipil.
Contoh di media ini :
https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/03/31/05050071/tiga-dasar-hukum-pembatasan-sosial-skala-besar-dan-darurat-sipil-salah#aoh=15856211076829&csi=1&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From%20%251%24s
Saat itu pula netizen dan para tokoh sebagiannya menolak. Dan tagar #TolakDaruratSipil pun bergema menjadi trending topik Indonesia ..hingga pagi ini masih bertengger di TTI no 1.
Pertanyaannya ..jika gerakan protest via medsos ini terus membesar bahkan mengarah ketidak percayaam kepada rezim saat ini..maka bisa jadi akses internet dan medsos akan dibatasi bahkan mungkin ditutup.?
Itulah realita saat ini. Pemerintah dituding tidak mau bertanggungjawab atas pemenuhan kebutuhan rakyat jika dipilih karantina wilayah padahal cukup jelas Pusat bisa kerjasama dengan daerah masing2.
Dan yang menjadi issue sexi adalah DKI Jakarta tentu dengan kiprak Gub. Anies Baswedan. Mau tidak mau otomatis jadi panggung politik kesan itu tidak bisa dihindari. Dibeberapa medsos rame dibandingkan antara kepiawaian leadership Anies vs Jokowi. Bahkan diadu-adukan dengan mentri2 utama Jokowi.
Terlepas apa yg akan dijalankan Pemerintah pusat , pada kondisi saat ini sebagian rakyat sudah menilai - pusat telat, tidak bela rakyat, kebijakan yg berubah2, tidak mau keluarkan dana untuk rakyat, dan menekan Anies.
Pusat dlm posisi serba salah dan akan semakin salah dimata rakyat jika medsos pun dibatasi atau ditutup.
Rakyat Indonesia itu sebenarnya punya sifat dan sikap saling peduli, salingbantu. Jikalau Pemerintah sejak dini ambil keputusan lockdown dg mengatyr berbagi beban dg pemda dan rakyatpun dilibatkan.. tentu rakya banyak akan bisa terima. Namum sekarang pusat sdh terlambat. Maka gelombang protes nampaknya akan bergulir terus.
Semoga kita semua disegerakan oleh Allah SWT terbebas dari wabah corona ini.
Semoga bermanfaat
J.T.
Contoh di media ini :
https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/03/31/05050071/tiga-dasar-hukum-pembatasan-sosial-skala-besar-dan-darurat-sipil-salah#aoh=15856211076829&csi=1&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From%20%251%24s
Saat itu pula netizen dan para tokoh sebagiannya menolak. Dan tagar #TolakDaruratSipil pun bergema menjadi trending topik Indonesia ..hingga pagi ini masih bertengger di TTI no 1.
Pertanyaannya ..jika gerakan protest via medsos ini terus membesar bahkan mengarah ketidak percayaam kepada rezim saat ini..maka bisa jadi akses internet dan medsos akan dibatasi bahkan mungkin ditutup.?
Itulah realita saat ini. Pemerintah dituding tidak mau bertanggungjawab atas pemenuhan kebutuhan rakyat jika dipilih karantina wilayah padahal cukup jelas Pusat bisa kerjasama dengan daerah masing2.
Dan yang menjadi issue sexi adalah DKI Jakarta tentu dengan kiprak Gub. Anies Baswedan. Mau tidak mau otomatis jadi panggung politik kesan itu tidak bisa dihindari. Dibeberapa medsos rame dibandingkan antara kepiawaian leadership Anies vs Jokowi. Bahkan diadu-adukan dengan mentri2 utama Jokowi.
Terlepas apa yg akan dijalankan Pemerintah pusat , pada kondisi saat ini sebagian rakyat sudah menilai - pusat telat, tidak bela rakyat, kebijakan yg berubah2, tidak mau keluarkan dana untuk rakyat, dan menekan Anies.
Pusat dlm posisi serba salah dan akan semakin salah dimata rakyat jika medsos pun dibatasi atau ditutup.
Rakyat Indonesia itu sebenarnya punya sifat dan sikap saling peduli, salingbantu. Jikalau Pemerintah sejak dini ambil keputusan lockdown dg mengatyr berbagi beban dg pemda dan rakyatpun dilibatkan.. tentu rakya banyak akan bisa terima. Namum sekarang pusat sdh terlambat. Maka gelombang protes nampaknya akan bergulir terus.
Semoga kita semua disegerakan oleh Allah SWT terbebas dari wabah corona ini.
Semoga bermanfaat
J.T.
Comments