Skip to main content

KISAH RASULULLAH ﷺ Bagian 5

KISAH RASULULLAH ﷺ

Bagian 5

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Bernadzar

Abdul Muthalib bernadzar, "Kalau saja aku mempunyai 10 anak laki-laki, kemudian setelah semuanya dewasa, aku tidak memperoleh anak lagi seperti ketika sedang menggali Sumur Zamzam, maka salah seorang diantara 10 anak itu akan kusembelih di Ka'bah sebagai kurban untuk Tuhan."

Ternyata takdir memang menentukan demikian. Abdul Muthalib akhirnya mendapat 10 orang anak laki-laki. Setelah semua anak berangkat dewasa, ia tidak memperoleh anak. Dipanggilnya kesepuluh orang anak itu, termasuk si bungsu Abdullah yang amat disayangi dan dicintainya.

"Aku pernah bernadzar untuk menyembelih salah seorang di antara kalian jika Tuhan memberiku 10 orang anak laki-laki."

Kesepuluh anaknya terdiam. Mereka memahami persoalan itu. Mereka juga melihat kebingungan yang luar biasa di mata ayah mereka yang berkaca-kaca.

"Namun, aku tidak bisa menentukan siapa di antara kalian yang harus kusembelih. Oleh karena, aku berniat memanggil juru qidh untuk menentukannya."

Di hadapan patung dewa tertinggi Ka'bah, juru qidh (Nanak panah) meminta setiap anak menulis namanya masing-masing di atas qidh. Kemudian, ia mengocok anak panah tersebut di hadapan berhala Hubal. Nama anak yang keluar adalah Abdullah.

Melihat itu, serentak orang orang Quraisy datang dan melarangnya melakukan perbuatan itu.

"Batalkan keinginanmu, Abdul Muthalib! Mohon ampunlah kepada Hubal supaya kamu bisa membatalkan nadzarmu!"

Sanggupkah Abdul Muthalib menyembelih anak kesayangannya, apalagi tidak ada orang yang menyetujui niatnya itu?

Menemukan Zamzam

Malam harinya, dengan tubuh lelah, Abdul Muthalib tertidur. Tiba-tiba, dalam tidur, dia bermimpi mendengar suara yang bergema berulang-ulang, "Temukan Sumur Zamzam itu, wahai Abdul Muthalib! Temukan Sumur Zamzam! Temukan!"

Abdul Muthalib terbangun dengan keyakinan dan semangat baru. Esoknya, dia mengajak Harits menggali dan menggali lebih giat.
Rasa heran orang-orang Quraisy yang melihatnya berubah menjadi tawa.

"Kasihan Abdul Muthalib, mungkin dia sudah kehilangan akal sehatnya!" kata mereka satu sama lain.

Suatu saat, ketika mereka sedang menggali di antara berhala Isaf dan Na'ila, air membersit.

"Air! Harits! Lihat, ada air!" seru Abdul Muthalib saking kagetnya.
"Ayo kita gali terus, Ayah! Ayo gali terus!"

Ketika mereka menggali lebih dalam, tampaklah pedang-pedang dan pelana emas yang pernah ditaruh oleh Mudzaz bin Amr dahulu. Melihat penemuan itu, orang-orang Quraisy datang berbondong-bondong.

"Abdul Muthalib, mari kita berbagi air dan harta emas itu!" pinta mereka.

"Tidak! Tetapi, marilah kita mengadu nasib di antara aku dan kamu sekalian dengan permainan qidh (anak panah). Dua anak panah buat Ka'bah, dua buat aku, dan dua buat kamu. Kalau anak panah itu keluar, dia mendapat bagian. Kalau tidak, dia tidak mendapat apa-apa."

Usul ini disetujui. Juru qidh mengundinya di tengah-tengah berhala di depan Ka'bah. Ternyata, anak panah Quraisy tidak ada yang keluar. Pemenangnya adalah Abdul Muthalib dan Ka'bah. Oleh karena itu, Abdul Muthalib dapat meneruskan tugasnya mengurus air dan keperluan para tamu Mekah setelah Sumur Zamzam memancar kembali.

Mengingat beratnya tugas itu. Abdul Muthalib sangat ingin agar dia mempunyai banyak anak laki-laki yang dapat membantunya.

Pedang dan Pelana Emas

Abdul Muthalib memasang pedang-pedang itu di pintu Ka'bah, sedangkan pelana-pelana emas ditaruh di dalam rumah suci itu sebagai perhiasan.

(Masih ada lanjutannya..)

Comments

Popular posts from this blog

Air Kendi Lebih Menyehatkan - Air Oksigen Alami

Sekitar 1 bulan lalu, my wilfe tiba2 usulin untuk minum dari air kendi.  Istriku memang sering memberikan inspirasi2 untuk hidup sehat, perhatian penuh atas pendidikan anak2, dll. Nah kali ini ingin disediakan kendi untuk menum sehari-hari di rumah. Dia bercerita saat sekolah SMA dulu di Cimahi Bandung (kotanya Sule), sepulang sekolah jika kecapaian, panas, lelah, dan pusing, sudah biasa suka mampir ke rumah tetangganya (dibelakang rumahnya) , mengetuk pintu dapur seorang nenek yg sdh tua (meninggal diusia 90 thn an) , yg sdh biasa menyediakan air minum dalam kendi. Istri saya langsung sj (karena sdh biasa) ambil gelas dan menuangkan air minum dari kendi.. rasanya dingin segar (bukan dingin kayak air kulkas), dan rebahan sebentar, badan beberapa menit jadi segar, pusing2 hilang... Begitu ceritanya... Air kendi itu katanya diminum setelah disimpan minimal 1 malam. Saya juga teriangat saat dulu waktu masih kecil, di kampung di Sumedang, ada rumah yg menyediakan air minum ...

Kisah Rasulullah 3a : Hubungan Bangsa Arab dengan Bangsa-Bangsa Sekitarnya

Hubungan Bangsa Arab dengan Bangsa-Bangsa Sekitarny a Banyak orang mengira bangsa Arab pada masa jahiliah hidupnya terpencil, tidak dikenal oleh dunia. Dugaan itu amatlah keliru. Sejak zaman dahulu bangsa Arab telah mempunyai hubungan dengan bangsa-bangsa yang berdekatan melalui perdagangan. Senenanjung Arabia merupakan lalu lintas perdagangan yang sangat penting antara negri-negri di timur dan barat. Melalui perdagangan tersebut terjadi penyerapan kebudayaan dan peradaban Rumawi dan Persia juga pengenalan bahasa antar negara sebagai sarana komunikasi. Hubungan lain terjadi setelah terdapat dua kesultanan di perbatasan Persia yaitu Kesultanan Hirah, dan di perbatasan Syam kesultanan Bani Ghassan. Agama-agama di Negeri Arab Sebelum Islam Sebelum agama Islam datang di kawasan Arabia telah terdapat beberapa agama yang datang dari luar Arabia yaitu Yahudi, Nasrani, Majusi, dan Paganisme (keberhalaan). Agama asli yang dipeluk masyarakat Arab sejak dahulu adalah agama yang dibawakan oleh Nab...

Kepekaan Sosial dan Karakter Seorang Pemimpin

Untuk memudahkan pembahasan tentang kepekaan sosial dan karakter ini saya akan kaitkan dengan beberapa contoh kinerja pejabat atau pemimpin di negeri ini. Siapa yang tidak kenal Jokowi panggilan akrab untuk Joko Widodo? Saya bisa jamin, sebagian besar rakyat Indonesia telah mengenal Jokowi. Beliau secara mengejutkan telah memenangkan dan menjadi Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Banyak yang bilang, pak. Jokowi pantas menang, karena sudah memiliki modal sosial yang kuat semenjak beliau menjabat Walikota Solo 2 periode, mungkin juga modal uang baik dari diri sendiri, partai, atau para pendukungnya. Namun, saya disini tidak akan mengulas kaitan Jokowi dalam hal politik, tetapi bagaimana pak. Jokowi ini memiliki karakter pemimpin yang sangat jarang di negeri ini. Beliau sering melakukan dan mengatakan hal-hal yang berbau terobosan, jauh berbeda dengan para pemimpin lainnya, dan tidak jarang melakukan hal-hal yang spektakuler. Seperti peristiwa teranyar, melakukan Pelantikan pejabat Walikota J...