Usalan Bioritmik seri ke-2
Pada tanggal 1 Juni 2014, KPU melakukan pengundian nomor urut bagi pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, dan hasilnya Prabowo-Hatta mendapat nomor urut 1 dan sedangkan Jokowi-JK mendapat nomor urut 2.
Saya yakin disaat sebelum pengundian, masing2 pihak mengharapkan nomor 1. Nah adakah alasan pendukung mengapa pasangan Prabowo-Hatta akhirnya yang mendapatkan nomor 1, bahkan Prabiwi mengatakan sebagai pertanda baik?
Gak ada teori yang mampu memastikan hasil pengundian tersebut, karena jika memanggunakan terori kemungkinan kedua capres memailiki peluang 50:50. Sisanya keberuntungan. Apakah keberuntungan itu sebuah kebetulan saja atau bisa diupayakan sebelumnya.
Dalam materi motivasi, keberuntungan katanya para motivator bisa dipersiapkan dan diciptakan. Saya sih gak percaya 100% akan pendapat tersebut. Tapi saya bisa menerima, suatu terori motivasi, keberuntungan bisa diupayakan dengan senantaisa melakukan berbagai kebaikan sebelumnya dengan ikhlas, dan yang memberi keberuntungan itu adalah hanya Yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
Saya perhatikan di media, Prabowo-Hatta belakangan ini tidak lagi melontarkan serangan2 negatif ke Jokowi, bahkan sebaliknya lebih memupuk kata2 komunikasi yang sering memuji Jokowi dan mengajak untuk kampanye damai. Itu upaya positif dari Prabowo-Hatta. Sedangkan Jokowi terlihat berwajah kesal ketika mendapat serangan fitnah atau hal2 negatif, dan kadang2 terkesan menuduh kubu Prabowo. Sampai tanggal 1 Juni lalu saya menilai Prabowo lebih menebarkan kesan positif dari pada Jokowi dan tidak ada yang dibuat2 atau dengan tujuan pencitraan.
Apakah ada indikator lain? Iya ada, tentunya sesuai seri tulisan saya ini yaitu menggunakan hitungan bioritmik.
Mari kita lihat siklus bioritmik dari Prabowo dan Jokowi dan ditambahkan bioritmik pasangan cawapresnya Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla. Mari kita lihat grafik siklus bioritmik Prabowo sbb :
Untuk Prabowo pada tanggal 1 Juni rata2 siklus positif 7% dengan rincian emosional -63% fisik 14% dan intelektual 69%. Terlihat saat berpidato lebih santai, terkendali, kata2 pidato positif, menyaa semua pihak dengan ramah, itu pertanda bisa mengendalikan emosi, walau posisi megatif. Memang jika posisi negatif, emosi mesti ditekan dan dibiasakan untuk lebih bersabar dan tenang. Isi pidato dan gestur Prabowo lagi2 lebih baik dari pada Jokowi pada tanggal 1 Juni tersebut.
Mari kita lihat biortimik Jokowi, sbb :
Posisi siklus Jokowi pada tanggal 1 Juni tersebut berada pada rata2 minus 59% (-59%) dengan rincian emosional -78%, fisik -98%, dan intelektual 0%. Jokowi dengan berada diposisi rendah, makanya isi pidato yang spontan tidak terkendali, sampai2 keblablasan seprti yang kampanye nomor 2. Lalu memaksakan memaknai nomor 2. Lagi2 cara berpidato dan gestur lebih tegang, kaku, dan tidak teratur. Isi pidato dan etika [idato kalah oleh Ptrabowo.
Makanya saya usulkan kepada tim sukses dan konsultan Jokowi untuk mempersipakan lebih matang kepada Jokowi dalam berpidato atau dalam menyikapi kondisi yang terjadi dalam event yang dihadiri pasangan Prabowo. Jika memang kurang baik dalam berpidato, mulailah dipersiapkan dengan baik. Lalu gestur dan gerak tubuh dibuat lebih tenang dan rileks.
Dengan hitungan bioritmik tersebut jelas hasilnya Prabowo lebih posiitif daripada Jokowi, artinya enegri positif lebih banyak pada Prabowo. Dan hasilnya mendukung keberuntungan tadi yaitu mendapatkan nomor urut 1.
Hitungan bioritmik ini dapat diprediksi sehingga dapat digunakan untuk acuan dalam menyikapi kondisi siklus negatif pada saat event penting lainnya. Terutama penting dipersiapkan saat menghadapi debat terbuka nanti.
Mari sekarang kita lihat bioritmik kedua cawapresnya pada tanggal 1 Juni 2014 tersebut.
Hatta berada pada posisi siklus rata2 masih positif 3% dengan rincian emosional -43%, fisik -1% dan intelektual 54%. Siklus fisik dan intelektual Hatta menuju positif.
Berbeda dengan JK berada pada posisi siklus rata2 positif 10%, dengan rincian emosional -90%, fisik 73%, dan intelektual 46%. Sayangnya walau JK posiitf, Jokowi posisinyanya -59%. Dan yang berperan lebih banyak adalah Jokowi sebagao capres. Seandainya yang jadi capres adalah JK mungkin hasilnya akan lain.
Inilah ulasan bioritmik bagi kedua pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK pengaruhnya untuk event pengundian nomor urut. Sampai disini pertanda baik berada pada kubu Prabowo. Namun perhitungan ini jangan dijadikan acuan leblebihan, karena yang paling penting hitungan ini untuk dapat disikapi lebih baik dan disiapkan lebih matang sebelum memasuki event2 selanjutnya.
Ingat jika fisik, emosional,atau intelektual sedang berada pada posisi negatif menyikapinya jangan melakukan kegiatan2 yang mengandalkan parameter tersebut. Sebaliknya ketika positif silahkan untuk dioptimalkan kerja dan kinerjanya baik fisik, inteketual, atau emosinya.
Apakah anda percaya pada hitungan bioritmik ini? jika tidak percaya ya, silahkan saksikan saja hasilnya hingga akhir Pemilu apakah ada kesesuaian atau tidak. Ingat hitungan bioritmik bukan untuk meramalkan apa yg akan terjadi tapi untuk bersikaf positif jika pada suatu event di masa mendatang sedang berada pada posisi negatif.\ atau positif, agar dapat mengahsiikan hal2 positif.
Semoga bermanfaat,
JT
Pada tanggal 1 Juni 2014, KPU melakukan pengundian nomor urut bagi pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, dan hasilnya Prabowo-Hatta mendapat nomor urut 1 dan sedangkan Jokowi-JK mendapat nomor urut 2.
Saya yakin disaat sebelum pengundian, masing2 pihak mengharapkan nomor 1. Nah adakah alasan pendukung mengapa pasangan Prabowo-Hatta akhirnya yang mendapatkan nomor 1, bahkan Prabiwi mengatakan sebagai pertanda baik?
Gak ada teori yang mampu memastikan hasil pengundian tersebut, karena jika memanggunakan terori kemungkinan kedua capres memailiki peluang 50:50. Sisanya keberuntungan. Apakah keberuntungan itu sebuah kebetulan saja atau bisa diupayakan sebelumnya.
Dalam materi motivasi, keberuntungan katanya para motivator bisa dipersiapkan dan diciptakan. Saya sih gak percaya 100% akan pendapat tersebut. Tapi saya bisa menerima, suatu terori motivasi, keberuntungan bisa diupayakan dengan senantaisa melakukan berbagai kebaikan sebelumnya dengan ikhlas, dan yang memberi keberuntungan itu adalah hanya Yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
Saya perhatikan di media, Prabowo-Hatta belakangan ini tidak lagi melontarkan serangan2 negatif ke Jokowi, bahkan sebaliknya lebih memupuk kata2 komunikasi yang sering memuji Jokowi dan mengajak untuk kampanye damai. Itu upaya positif dari Prabowo-Hatta. Sedangkan Jokowi terlihat berwajah kesal ketika mendapat serangan fitnah atau hal2 negatif, dan kadang2 terkesan menuduh kubu Prabowo. Sampai tanggal 1 Juni lalu saya menilai Prabowo lebih menebarkan kesan positif dari pada Jokowi dan tidak ada yang dibuat2 atau dengan tujuan pencitraan.
Apakah ada indikator lain? Iya ada, tentunya sesuai seri tulisan saya ini yaitu menggunakan hitungan bioritmik.
Mari kita lihat siklus bioritmik dari Prabowo dan Jokowi dan ditambahkan bioritmik pasangan cawapresnya Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla. Mari kita lihat grafik siklus bioritmik Prabowo sbb :
Untuk Prabowo pada tanggal 1 Juni rata2 siklus positif 7% dengan rincian emosional -63% fisik 14% dan intelektual 69%. Terlihat saat berpidato lebih santai, terkendali, kata2 pidato positif, menyaa semua pihak dengan ramah, itu pertanda bisa mengendalikan emosi, walau posisi megatif. Memang jika posisi negatif, emosi mesti ditekan dan dibiasakan untuk lebih bersabar dan tenang. Isi pidato dan gestur Prabowo lagi2 lebih baik dari pada Jokowi pada tanggal 1 Juni tersebut.
Mari kita lihat biortimik Jokowi, sbb :
Posisi siklus Jokowi pada tanggal 1 Juni tersebut berada pada rata2 minus 59% (-59%) dengan rincian emosional -78%, fisik -98%, dan intelektual 0%. Jokowi dengan berada diposisi rendah, makanya isi pidato yang spontan tidak terkendali, sampai2 keblablasan seprti yang kampanye nomor 2. Lalu memaksakan memaknai nomor 2. Lagi2 cara berpidato dan gestur lebih tegang, kaku, dan tidak teratur. Isi pidato dan etika [idato kalah oleh Ptrabowo.
Makanya saya usulkan kepada tim sukses dan konsultan Jokowi untuk mempersipakan lebih matang kepada Jokowi dalam berpidato atau dalam menyikapi kondisi yang terjadi dalam event yang dihadiri pasangan Prabowo. Jika memang kurang baik dalam berpidato, mulailah dipersiapkan dengan baik. Lalu gestur dan gerak tubuh dibuat lebih tenang dan rileks.
Dengan hitungan bioritmik tersebut jelas hasilnya Prabowo lebih posiitif daripada Jokowi, artinya enegri positif lebih banyak pada Prabowo. Dan hasilnya mendukung keberuntungan tadi yaitu mendapatkan nomor urut 1.
Hitungan bioritmik ini dapat diprediksi sehingga dapat digunakan untuk acuan dalam menyikapi kondisi siklus negatif pada saat event penting lainnya. Terutama penting dipersiapkan saat menghadapi debat terbuka nanti.
Mari sekarang kita lihat bioritmik kedua cawapresnya pada tanggal 1 Juni 2014 tersebut.
Hatta berada pada posisi siklus rata2 masih positif 3% dengan rincian emosional -43%, fisik -1% dan intelektual 54%. Siklus fisik dan intelektual Hatta menuju positif.
Berbeda dengan JK berada pada posisi siklus rata2 positif 10%, dengan rincian emosional -90%, fisik 73%, dan intelektual 46%. Sayangnya walau JK posiitf, Jokowi posisinyanya -59%. Dan yang berperan lebih banyak adalah Jokowi sebagao capres. Seandainya yang jadi capres adalah JK mungkin hasilnya akan lain.
Inilah ulasan bioritmik bagi kedua pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK pengaruhnya untuk event pengundian nomor urut. Sampai disini pertanda baik berada pada kubu Prabowo. Namun perhitungan ini jangan dijadikan acuan leblebihan, karena yang paling penting hitungan ini untuk dapat disikapi lebih baik dan disiapkan lebih matang sebelum memasuki event2 selanjutnya.
Ingat jika fisik, emosional,atau intelektual sedang berada pada posisi negatif menyikapinya jangan melakukan kegiatan2 yang mengandalkan parameter tersebut. Sebaliknya ketika positif silahkan untuk dioptimalkan kerja dan kinerjanya baik fisik, inteketual, atau emosinya.
Apakah anda percaya pada hitungan bioritmik ini? jika tidak percaya ya, silahkan saksikan saja hasilnya hingga akhir Pemilu apakah ada kesesuaian atau tidak. Ingat hitungan bioritmik bukan untuk meramalkan apa yg akan terjadi tapi untuk bersikaf positif jika pada suatu event di masa mendatang sedang berada pada posisi negatif.\ atau positif, agar dapat mengahsiikan hal2 positif.
Semoga bermanfaat,
JT
Comments