Iya pasti Jokowi-JK lebih unggul pada debat tadi malam, terutama kata timses dan pendukungnya... Respon rakyat Indonesia yang menyaksikan debat bagaimana? Iya belum tahu lah. Kalo ingin tahu, mustinya langsung dibuka polling sms, seperti idol2 itu. Secara umum, Jokowi-JK terlihat tetap konsisten dengan gaya, dan gestur bicaranya yang seringkali isisnya sangat teknis dan operasional. Makanya oleh kubu lawan dan beberapa pengamat, gaya Jokowi belum mencerminkan sebagai calon Presiden sesungguhnya. Bahkan ada yang mengatakan, yang cocok jadi capres itu jika dipanggung adalah JK (lontaran narasumber di TVOne).
Prediksi saya pada tulisan sebelumnya (/debat-prabowo-vs-jokowi-9-juni-siapa menarik simpati? ) cukup ada kesesuaian, bahwa Prabowo berpotensi ketidaksiapan mental saat ada pertanyaan yang mengejutkan. Kondisi fisik yang berada di posisi negatif rupanya mempengaruhi mental dan emosional.
Lalu bagaimana Prabowo-Hatta? Tentu menurut timses dan pendukungnya lebih unggul dan konsisten, terlihat dari pakaiannya dan cara bicara dan substasi yang disampaikan. Diberbagai TV, dikatakan oleh timses dan para pengamat secederung memuji Prabowo-Hatta, krn melihat gestur, cara bicara, substansi yang disampaikan konsep dan stratgi. Memang mestinya begitu kalo Capres. Namun di MetroTV tetap yang unggul adalah Jokowi-JK, dan Prabowo-Hatta yang tersudutkan posisinya apalagi saat ditanya oleh JK tentang HAM masa lalu.
Berikut catatan saya pada acara debat capres semalam.
Itulah catatan2 saya, secara umum saya memberikan penilaian sbb :
Semoga bermanfaat.
JT
Prediksi saya pada tulisan sebelumnya (/debat-prabowo-vs-jokowi-9-juni-siapa menarik simpati? ) cukup ada kesesuaian, bahwa Prabowo berpotensi ketidaksiapan mental saat ada pertanyaan yang mengejutkan. Kondisi fisik yang berada di posisi negatif rupanya mempengaruhi mental dan emosional.
Berikut catatan saya pada acara debat capres semalam.
- Sebelum mengulas pasangan capres-cawapres, saya mempertanyakan KPU ketika ada perubahan peserta yang semula debat ke-1 antara Capres saja, yaitu Prabowo vs Jokowi. Mengapa diubah pesertanya menjadi pasangan capres dan cawapres? Padahal saya ingin melihat pada episode pertama ini debat 1 on 1 Prabowo vs Jokowi. Menurut saya, pihak Prabowo-Hatta dengan perubahan peserta debat tahap pertama, berhak untuk mempertanyakan dan menggugat ke KPU.
- Format acara menurut saya bukan debat, tapi lebih pas diskusi, atau kalau mau dikatan debat adalah debat terbatas, atau debat yg diatur moderator, bukan debat terbuka. Saran saya agar lebih terbuka dan terjadi adu argumen yang lebih dalam, diberikan waktu lebih lama untuk saling tanya-jawab.
- Gestur, cara bicara, substansi yang dibicarakan relatif seimbang. Bedanya Prabowo-Hatta lebih menyampaikan gagasan2 besar. Sedangkan Jokowi-JK lebih banyak menyampaikan hal2 teknis dan operasional. Secara umum penampilan pasangan capres cawapres relatif seimbang. Prabowo-Hatta lebih dapat difahami dan diterima untuk kalangan menengah ke atas, sedangkan Jokowi-JK lebih dapat difahami lebih banyak oleh kalangan bawah. Namun inilah keunggulan Jokowi-JK?
- Nah, ada catatan yang gak banyak diulas oleh komentator, yaitu panggung debat semalam itu dari kubu Jokowi-JK, JK lah yang lebih banyak bicara dan mendominasi daripada Jokowi. Dan yang paling mengagetkan, ketika diberikan kesempatan untuk bertanya kepada pasangan Prabowo-Hatta, Jokowi mempersilahkan JK untuk yang menyampaikan. Dan apa yang terjadi? JK dengan begitu berani melontarkan pertanyaan terkait penyelesaian HAM masa lalu. Nampak nya permainan ini yang diinginkan oleh Jokowi-JK. Jokowi nampaknya tidak berani untuk melontarkan pertanyaan terkait HAM. Dan hasilnya, benar2 membuat kaget Prabowo. Prabowo walaupun bisa menjawab dengan tegas dan lugas, namun tampak jelas seperti yang tertekan, dan terkena tembakan JK, Prabowo malah mengikuti alur pertanyaan dari JK, dan terbawa arus. Al hasil, sejak sesi tersebut, Jokowi menjadi lebih konfiden yg ditunjukan dengan menyatakan, Prabowo terlalu semangat sehingga pertanyaan lain tidak terjawab. Terlihat dengan jelas, JK tersenyum dan sumringah ketika melihat Prabowo menjawab dengan nada agak tinggi dan terbata2. Bahkan, JK melanjutkan pertanyaan dengan mengejar pernyataan Prabowo, bahwa apa penilaian atasan Prabowo saat terjadi kasus 98. Sesi inilah yang membuat, kubu Jokowi-JK diatas angin pada debat tadi malam.
- Prabowo semalam sebenarnya menunjukan sikap genuin nya, yaitu tidak mengajukan pertanyaan yang bernada menyerang, tapi lebih ke masalah normatif saja, yaitu terkait pilkada berbiaya tinggi dan pemekaran pemda. Saya kira pertanyaan itu agak kurang menggigit, bahkan jawaban Jokowi-JK sempat disepakati dan didukung oleh Prabowo-Hatta. Pada sesi ini, membuat Jokowi-JK mulai memposisikan diatas angin. Bahkan sebaliknya, kelita kesempatan bertanya diberikan, JK mengajukan pertanyakan yang cukup mengagetkan Prabowo. Prabowo terbawa arus dan masuk dalam permainan JK. Alhasil Jokowi menikmati kondisi tersebut, lebih cair dan percaya diri.
- Mari kita lihat siklus bioritmik JK dan Hatta untuk melihat posisi tadi malam. Jusuf Kalla secara rata2 berada pada posisi minus 3%, dengan rincian emosional 63%, fisik 14%, dan Intelektual -86%. Dari posisi ini, ada kesesuaian, isi yang disampaikan JK tidak terlalu substansi (inteletual negatif 86%), namun ada yg menonjol pada JK adalah emosional dengan 62%, semalam JK berani melontarkan pertanyaan yang bisa jadi tidak diduga oleh Prabowo, yaitu menyangkut HAM tahun 1998. Dalam sesi ini Jokowi-JK terlihat merasa puas, berhasil agak menyudutkan Prabowo, dan dan seakan-akan permainan debat tadi malam dimenangkannya, dan mampu meaih simpati rakyat. Walau dianggap JK melakukan serangan secara pribadi kepada Prabowo, dimana ada kemungkinan juga mendapatkan respon antipati rakyat kepada Jokowi-JK.
- Mari kita lihat juga bioritmik Hatta Rajasa, dimana pada tadi malam berada di posisi cukup bagus yaitu positif 30%, dengan rincian emosional -78%, fisik 82%, dan Intelektual 87%. Kondisi ini terlihat Hatta lebih tenang dan cair.
- Nah, berikut ini catatan saya terhadap Jokowi, berpakaian Jas resmi, sayangnya ada hal yang nampak aneh, yaitu terlihatnya ada kertas putih keluar dari belahan jas nya, agak ceroboh kesannya. Ini juga menjadi pembicaraan di media sosial. Entahlah itu catatan materi yang dibacakan saat sesi terakhir yg terlihat dibacanya oleh Jokowi atau catatan lain. Namun yang agak kurang pas, ada pernyataan yang terlalu teknis dan hal2 kecil operasional, Jokowi menyampaikan bisa membangun berbagai aplikasi layanan online sperti ebudgeting, eprocurement, epurchasing, dan e e lainnya, dengan memanggil programer aplikasi bisa hanya 2 minggu aplikasi sdh jadi. Wow ini pernyataan yang sebenarnya bisa dipertanyakan apakah benar atau keliru atau asal disampaikan karena spontanitas saja? Menurut teman2 di bidang IT, itu mustahil membangun sistem yg besar secara nasional dan kompleks hanya dlaam 2 minggu. Hal ini saya faham, karena kami bergelut dalam dunia IT dan software developer. Makanya Jokowi direspon oleh kubu Prabowo, apa yang disampaikan terlalu ke hal2 teknis, operasional, makanya dinilai lebih cocok sebagai seorang manajer bukan sebagai leader. Catatan yang lain untukl Jokowi adalah begitu yakinnya dengan politik anggaran bisa mengatur pemda2 diseluruh Indonesia. Padahal metode itu belum pernah dilaksanakan. Jokowi berkali-kali mengatakn itu hal mudah dan mudah sekali. Nampaknya Jokowi terlalu memudahkan permasalahan yang pada kenyataannya belum tentu mudah, karena karakter pemda dan kompleksitas mengeloal negara ini tidak semudah mengelola kota solos atau stingkat provinsi. Ini masukan juga untuk kubu Jokowi agar menyampaikan hal2 yg lebih strategis dan terkontrol.
Itulah catatan2 saya, secara umum saya memberikan penilaian sbb :
- Gestur, gaya , kepribadian, penampilan seorang Capres dan cawapres saya menilai 2:1 untuk Prabowo-Hatta
- Substansi yang disampaikan Prabowo-Hatta dapat diterima oleh keompok menengah ke atas, sedangkan Jokowi menengah ke bawah. Skornya mungkin 1:1
- Menarik perhatian dan simpati rakyat secara umum, posisi Jokowi-JK lebih diatas angin, permainan panggung terlihat dimenangkan Jokowi-JK. Terlihat juga, Jokowi-JK pada akhir debat melangkah lebih dulu memburu untuk berjabat tangan dengan Prabowo-Hatta yang masih terdiam ditempat berdirinya. Ini mengesankan Jokowi-JK diatas angin. Skor nya 1:2 untuk Jokowi-JK.
- Total skor menurut saya draw 4:4. Namun ini penilaian saya. Peluang mendapatkan simpati masih harus dicek dari hasil survey2 ke publik. Perkiraan saya untuk kalangan menengah atas skor 4:2 untuk kemenangan Prabowo-Hatta, sedangkan untuk kalangan bawah bisa jadi 2:4 untuk kemenangan Jokowi-JK.
- Saran2 saya untuk kubu Prabowo, agar diupayakan untuk mengimbangi cara penyampain Jokowi-JK yang lebih detai dan teknis terkait implementasi visi dan misi. Ruapanya hal2 yang praktis dan teknis bisa menarik perhatian dan lebih mudah difahami oleh rakyat kalangan bawah. Ingat kalangan bawah jumlahnya lebih banyak dari pada kalangan menengah dan atas. Rakyat yang tinggal di pedesaan lebih banyak daripada di perkotaan. Rakyat berpendiikan SMA ke bawah lebih banyak daripada lulusan perguruan tinggi.
- Debat tahap ke-2 dan selanjutnya akan lebih seru, karena kubu Prabowo sudah melihat posisi Jokowi-JK pada debat pertama tadi malam. Prabowo akan lebih hati2 dan dimungkinkan akan lebih berani untuk menyerang Jokowi-JK.
- Sampai tahap ini, ada warning untuk kubu Prabowo-Hatta, karena waktu tersisa hanya sekitar 3 minggu saja menjelang Pemilu 9 Juli 2014.
Berikut grafik bioritmik JK dan Hatta pada saat debat tgl 9 Juni 2014 :
Semoga bermanfaat.
JT
Comments