Saya mencatat beberapa kejanggalan pada pelaksanKeaan debat capres-cawapres 9 Juni lalu.
1. Perubahan peserta debat menjadi pertanyaan besar saya. Mengapa yangsemula sdh ditetapkan pelaksanaan tgl 8 Juni 2014, dengan peserta debat capres , 1 lawan 1, yaitu Prabowo vs Jokowi. Tapi KPU mengubah pesertanya menjadi debat antar pasangan capres-cawapres, yaitu Prabowo-Hatta vs Jokowi-JK. Mengapa KPU mengubah peserta debat? Ini bisa menimbulkan kecurigaan. Perubahan peserta ini menurut saya pada hari-hari terakhir menjelang debat. Menurut saya ini janggal danmenjadi pertanyaan.
2. Kejanggalan lainnya, mengapa KPU memilih moderator dari UGM yaitu Zainal Arifin Mochtar. Padahal Jokowi lulusan UGM juga. Mengapa tidak memilih moderator dari universitas yang netral, misal Universitas Indonesia, atau UNPAD. Karena Jokowi dari UGM sangat dimungkinkan adanya tuduhan moderator tidak netral. Hatta Rajasa lulusan ITB, Jusuf Kalla lulusan Universitas Hasanudin.
Dengan adanya kejanggalan tadi sangat wajar mengundang pertanyaan dari publik.
\Mustinya KPU memikirkan dengan matang, toh ketika ditanya mengapa tidak menggunakan pembawa acara TV? alasannya kesulitan mendapatlan stasiun tv yang tidak terkait kedua pasangan capres-cawapres.
Saya berharap KPU tidak mengulang kejanggalan2 lagi dalam acara debat selanjutnya. Karena sangat dimungkinkan ada pihak kubu yang merasa dirugikan.
JT
1. Perubahan peserta debat menjadi pertanyaan besar saya. Mengapa yangsemula sdh ditetapkan pelaksanaan tgl 8 Juni 2014, dengan peserta debat capres , 1 lawan 1, yaitu Prabowo vs Jokowi. Tapi KPU mengubah pesertanya menjadi debat antar pasangan capres-cawapres, yaitu Prabowo-Hatta vs Jokowi-JK. Mengapa KPU mengubah peserta debat? Ini bisa menimbulkan kecurigaan. Perubahan peserta ini menurut saya pada hari-hari terakhir menjelang debat. Menurut saya ini janggal danmenjadi pertanyaan.
2. Kejanggalan lainnya, mengapa KPU memilih moderator dari UGM yaitu Zainal Arifin Mochtar. Padahal Jokowi lulusan UGM juga. Mengapa tidak memilih moderator dari universitas yang netral, misal Universitas Indonesia, atau UNPAD. Karena Jokowi dari UGM sangat dimungkinkan adanya tuduhan moderator tidak netral. Hatta Rajasa lulusan ITB, Jusuf Kalla lulusan Universitas Hasanudin.
Dengan adanya kejanggalan tadi sangat wajar mengundang pertanyaan dari publik.
\Mustinya KPU memikirkan dengan matang, toh ketika ditanya mengapa tidak menggunakan pembawa acara TV? alasannya kesulitan mendapatlan stasiun tv yang tidak terkait kedua pasangan capres-cawapres.
Saya berharap KPU tidak mengulang kejanggalan2 lagi dalam acara debat selanjutnya. Karena sangat dimungkinkan ada pihak kubu yang merasa dirugikan.
JT
Comments